Langsung ke konten utama

Topik Tesis Rasa Disertasi: Bukti Pria Lucu Bisa Serius (Asal Gerd-nya Tidak Kambuh)


Agung serius

Makassar – Biasanya, Agung Dewantara adalah sosok paling nyaring di tongkrongan. Selalu siap melontarkan lelucon, meladeni teman dengan cerita receh, atau tiba-tiba menyanyikan lagu Fanny Soegi ekspresif. Tapi Kamis Siang itu, suasananya berbeda. lelucon khasnya nyaris tak muncul, matanya fokus, dan suara agak bergetar saat menyapa penguji: "Selamat siang, izin memulai presentasi."

Agung, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin angkatan 2024, tengah menghadapi ujian proposalnya. Tema yang ia pilih terdengar unik dan penuh tanggung jawab: "Strategi Sponsorship PSM Makassar." Tidak banyak yang tahu, bahwa di balik judul itu, ada hubungan antara pekerjaan dan passion-nya.

Sebagai fotografer01 di bagian media dan marketing PSM Makassar, Agung memang hidup dekat dengan dunia sepak bola. Ia tidak hanya memotret momen selebrasi atau pelatih yang marah-marah di pinggir lapangan. Ia mengamati spanduk sponsor yang berganti tiap musim, mencatat kerja sama brand yang melekat di jersey, dan memperhatikan bagaimana fans merespons perubahan itu. Maka, topik tesisnya bukan hanya formalitas, tapi refleksi dari kerja dan hidupnya.

Bukan Sekadar Lelucon, Tapi Serius Sampai Gerd Muncul

Teman-teman yang hadir dalam ujian itu awalnya mengira Agung akan menyisipkan satu dua jokes untuk mencairkan suasana. Tapi ternyata tidak. "Agung kayak bukan Agung hari ini, bukan Agung yang saya kenal" celetuk seorang teman. Memang benar, bukan karena lupa cara melucu, tapi karena deg-degan luar biasa, bahkan ia sempat bilang, "Asal Gerd-ku tidak kambuh, insyaaAllah presentasiku lancar."

Satu hal yang membedakan Agung dari banyak mahasiswa lain adalah jumlah teman yang datang langsung mendukung. Kursi penonton penuh. Ada yang berdiri, ada yang menunggu di luar. Tidak semua mengerti isi proposal, tapi semua ingin menyaksikan "Agung lawak" membuktikan diri sebagai peneliti serius.

Teman Spesial Tak Hadir, Tapi Doa Selalu Sampai

Namun, di tengah sorak sorai teman yang hadir langsung, ada satu kursi yang kosong, kursi yang sebenarnya ingin Agung lihat penuh hari itu. Teman spesialnya, yang selama ini jadi tempat curhat dan sumber semangat, tidak bisa hadir karena baru ji proposal.

"Dia sudah kirim doa subuh-subuh," kata Agung dengan senyum kecil saat ditanya. Walau fisiknya jauh, dukungan itu cukup untuk membuatnya mantap. Seperti sponsor utama di jersey tim, nama teman spesial itu memang tidak disebut, tapi keberadaannya terasa.

Topik Menarik, Pembawaan Menawan

Para penguji menilai topik yang Agung bawa punya nilai akademik dan praktis. Sponsorship dalam industri olahraga masih jarang dibahas secara mendalam di ranah akademik, apalagi dikaitkan langsung dengan pengalaman lapangan. Agung menjelaskan dengan runut, walau sesekali suara tercekat karena grogi.

“Saya suka pendekatannya,” ucap salah satu dosen penguji, “ini bukan hanya analisis, tapi juga pengalaman personal yang dibungkus secara ilmiah.”

Setelah Hari Itu, Pria Lucu Tiba-tiba Klimis

Selesai ujian, Agung kembali ke mode ‘lucu’. Ia mengecek story Instagram teman-temannya satu per satu, lalu me-repost dengan komentar khasnya. Tapi satu hal yang pasti: di mata teman-temannya, ia bukan cuma pelawak tongkrongan lagi, tapi mahasiswa yang tahu kapan harus serius, kapan harus bercanda, dan kalau perlu kapan harus mengalah pada Gerd.

Karena hidup, seperti tesis, kadang butuh humor, kadang butuh ketegasan. Dan Agung membuktikan, pria lucu juga bisa serius, selama niatnya benar… dan lambungnya kuat.


Penulis: Ikhwan Alif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jam Terbang Tinggi, Jam Tidur Minim: Tantangan Pekerja Bandara yang Lanjut Studi

Resta di Tower ATC Raga di Kampus, Jiwa di Tower —  Kisah Resta Arga Santosa Makassar - Bagi sebagian orang, kuliah pascasarjana adalah fase naik kelas dalam karier. Tapi bagi Resta Arga Santosa , kuliah S2 justru terasa seperti menerbangkan dua pesawat sekaligus. satu bernama pekerjaan, satu lagi bernama pendidikan. Keduanya butuh konsentrasi penuh, namun waktu hanya 24 jam. Resta bukan mahasiswa biasa. Ia adalah petugas Air Traffic Controller (ATC) di bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, salah satu profesi paling menegangkan di dunia penerbangan. Setiap hari, ia bertugas di menara pengawas (tower), memastikan puluhan pesawat bisa lepas landas dan mendarat dengan selamat. Jadwalnya tidak pasti, shift bergantian, dan kesalahan sekecil apa pun bisa berdampak besar. Namun, di tengah pekerjaan yang penuh tekanan itu, Resta mengambil keputusan besar: melanjutkan studi S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Hasanuddin . Bukan untuk gaya-gayaan. Ia ingin memperluas wawasan, memperdalam ca...

Sulitnya Cari Outfit dan Pose Itu-Itu Saja, Langkanya Foto Angkatan Jadi Istimewa

  Foto angkatan S2 Komunikasi Unhas S2 Ilmu Komunikasi Unhas Angkatan 2024 (1), Semester Akhir Abadikan Momen Langka Bersama Makassar – Ada yang menyetrika kemeja sejak malam sebelumnya, ada yang baru pinjam kemeja putih saat di kampus. Di antara berbagai kesibukan akademik dan pekerjaan, mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin akhirnya berkumpul lengkap dalam satu momen langka: foto angkatan . Diambil pada penghujung semester kedua, sesi foto ini menjadi salah satu dari sedikit waktu di mana seluruh mahasiswa angkatan 2023/2024 bisa berkumpul secara langsung. Mengingat masa studi yang hanya berlangsung dua semester dengan jadwal yang padat dan pertemuan yang jarang, sesi ini menjadi momen yang tidak sekadar simbolis, tapi juga emosional. Dibalik Seragam yang Tak Seragam Panitia telah menentukan warna pakaian: atasan beige dan bawahan putih. Namun rupanya, menentukan seragam tidak semudah menyebutkan warna. “Beige itu definisinya bisa beda-beda. Ada yang terlalu ge...

Ujian Dihantam, Hujan Menghunjam: Misteri Proposal Bahas Makam Raja Majene

  Firman swafoto sebelum ujian, jadi misteri Makassar –  Tiba-Tiba Langit Gelap dan Pendahuluan Hilang Sebagian: Misteri Foto Sebelum Ujian Dimulai Ada banyak hal yang bisa bikin mahasiswa grogi sebelum ujian proposal: teori yang belum mantap, metode yang masih ragu, atau daftar pustaka yang entah di mana. Tapi bagi Firmasnyah , yang bikin dag-dig-dug bukan cuma itu, melainkan pendahuluan proposalnya yang cuma dua lembar. Firmasnyah, mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, baru saja menjalani ujian proposal dengan topik kajian komunikasi tentang makam raja di Majene. Topik yang unik, menarik, dan katanya bakal ‘sejarah bagus’. Tapi ternyata, sejarah bukan satu-satunya yang disorot penguji. Pendahuluan yang super ringkas justru jadi sasaran utama. “Dua lembar? Ini pendahuluan atau sekilas info?” celetuk salah satu penguji dengan nada setengah bercanda. Ruangan yang awalnya formal mendadak hangat karena semua ikut tersenyum, termasuk Firmasnyah yang menahan rasa...