Jumlah pengangguran di Sulawesi Selatan (Sulsel) terus meningkat dan membuat banyak pencari kerja frustrasi. Selain sulit mendapat pekerjaan, proses rekrutmen kerja dianggap tidak adil menambah tekanan mental bagi mereka. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Februari 2025, angka pengangguran di Sulsel mencapai 238.800 orang.
Jumlah ini naik 3,97 persen atau bertambah 8.123 orang
dibanding Februari 2024. Pencari kerja asal Pinrang, Rahmat (25) mengaku sudah
melamar ke banyak perusahaan, tetapi belum mendapatkan hasil.
"Saya sudah melamar ke berbagai perusahaan, tapi belum
ada panggilan. Kami butuh dukungan dari pemerintah untuk meningkatkan
keterampilan," ujarnya. Ia mengaku frustrasi dengan sistem rekrutmen tidak
transparan. Menurutnya, kemampuan saja tidak cukup karena banyak
perusahaan sudah menetapkan kandidat sebelum proses seleksi dibuka secara umum.
“Bukan cuma soal kualifikasi, tapi sekarang cari kerja juga harus bersaing
dengan ‘orang dalam’. Banyak perusahaan yang proses rekrutmennya tidak
transparan, seolah hanya formalitas saja,” katanya.
Hal serupa disampaikan Nurul (25), asal Makassar. Ia
merasa pesimis setiap kali mengikuti seleksi kerja karena kerap mendengar
posisi dilamar sebenarnya sudah terisi. “Banyak teman saya juga mengalami hal
yang sama. Mereka ikut tes, tapi hasilnya tidak jelas. Kadang tidak diumumkan,
kadang diumumkan tapi tidak masuk akal. Kami butuh sistem rekrutmen yang adil,”
ujar Nurul. Kondisi ini dianggap memperburuk angka pengangguran. Terutama bagi
lulusan baru belum memiliki jaringan atau koneksi kerja.
Kepala BPS Sulsel, Aryanto, menyampaikan dalam konferensi pers
melalui YouTube BPS Sulsel, Senin (5/5/2025), pengangguran di Sulsel kini
mencapai 0,24 juta orang atau naik 8.123 orang dibanding tahun lalu. Jumlah
Penduduk Usia Kerja (PUK) di Sulsel juga meningkat menjadi 7,30 juta
orang per Februari 2025. Angka ini naik 100.320 orang dibanding Februari
2024.
Sebagian besar PUK masuk angkatan kerja sebanyak 4,82 juta
orang. Sisanya, 2,48 juta tergolong bukan angkatan kerja. Dari total
angkatan kerja, 4,58 juta bekerja dan 0,24 juta menganggur. Jumlah angkatan
kerja bertambah 108.410 orang dibanding Februari 2024. Penduduk bekerja
bertambah 100.290 orang, sementara pengangguran naik 8.120 orang.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2025
tercatat 65,99 persen, naik 0,59 persen poin dibanding Februari 2024. TPAK
menggambarkan tingkat keaktifan ekonomi penduduk usia produktif. Dilihat dari
jenis kelamin, TPAK laki-laki sebesar 81,74 persen dan perempuan 50,72
persen. Dibanding Februari 2024, TPAK laki-laki naik 0,30 persen poin,
sedangkan perempuan naik 0,85 persen poin.
Komentar