Langsung ke konten utama

Laporan Eksklusif: Mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi UNHAS Suguhkan Inovasi di Seminar Proyek Komunikasi




Makassar, 18 Juni 2025 – Gelaran Seminar Proyek Komunikasi yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Hasanuddin (UNHAS) resmi berakhir hari ini, setelah dua hari penuh paparan ide-ide brilian dari mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi angkatan 2024/2025-1. Kegiatan ini merupakan bagian integral dari mata kuliah Kebijaksanaan dan Perencanaan Komunikasi yang diampu langsung oleh pakar komunikasi terkemuka, Prof. Dr. Hafied Cangara.

Seminar yang berlangsung pada tanggal 18 dan 19 Juni 2025 ini menjadi ajang bagi para mahasiswa untuk mempresentasikan proposal proyek perencanaan komunikasi yang inovatif dan relevan dengan tantangan komunikasi kontemporer. Sebanyak tujuh kelompok mahasiswa secara bergantian memaparkan gagasan mereka, mencakup berbagai isu strategis mulai dari pengembangan media digital hingga kampanye sosial dan pemasaran.

Pada hari pertama, Rabu, 18 Juni 2025, seminar dibuka dengan presentasi proyek "Membangun Media Berita Online: Sebuah Profesi Baru Dalam Era Digital" pada pukul 09.00-10.00 WITA. Dilanjutkan dengan "Kampanye Membangun Makassar Sebagai Kota Hijau Nyaman Dihuni" (10.00-11.00 WITA) yang menyoroti pentingnya keberlanjutan lingkungan. Sesi siang dilanjutkan dengan pembahasan "Membangun Lembaga Kehumasan Profesional Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo Makassar" (11.00-12.00 WITA), dan ditutup dengan "Kampanye Memasarkan Rumah Hunian Tallasa City Makassar" (12.00-13.00 WITA) yang menunjukkan pemahaman mendalam tentang strategi pemasaran properti. Setiap presentasi pada hari pertama diikuti oleh sesi diskusi interaktif yang melibatkan partisipan dan Prof. Hafied Cangara.


 "Seminar ini adalah bukti nyata komitmen kita untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam proyek-proyek komunikasi yang nyata dan berdampak," ujar Prof. Hafied.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi sarana penilaian akademik, tetapi juga menjadi wadah inspirasi bagi pengembangan solusi komunikasi di berbagai sektor. Keberhasilan seminar ini memperkuat posisi Program Studi Ilmu Komunikasi Pascasarjana UNHAS sebagai salah satu pusat pendidikan komunikasi terkemuka di Indonesia, yang terus melahirkan inovator dan profesional komunikasi handal.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jam Terbang Tinggi, Jam Tidur Minim: Tantangan Pekerja Bandara yang Lanjut Studi

Resta di Tower ATC Raga di Kampus, Jiwa di Tower —  Kisah Resta Arga Santosa Makassar - Bagi sebagian orang, kuliah pascasarjana adalah fase naik kelas dalam karier. Tapi bagi Resta Arga Santosa , kuliah S2 justru terasa seperti menerbangkan dua pesawat sekaligus. satu bernama pekerjaan, satu lagi bernama pendidikan. Keduanya butuh konsentrasi penuh, namun waktu hanya 24 jam. Resta bukan mahasiswa biasa. Ia adalah petugas Air Traffic Controller (ATC) di bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, salah satu profesi paling menegangkan di dunia penerbangan. Setiap hari, ia bertugas di menara pengawas (tower), memastikan puluhan pesawat bisa lepas landas dan mendarat dengan selamat. Jadwalnya tidak pasti, shift bergantian, dan kesalahan sekecil apa pun bisa berdampak besar. Namun, di tengah pekerjaan yang penuh tekanan itu, Resta mengambil keputusan besar: melanjutkan studi S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Hasanuddin . Bukan untuk gaya-gayaan. Ia ingin memperluas wawasan, memperdalam ca...

Sulitnya Cari Outfit dan Pose Itu-Itu Saja, Langkanya Foto Angkatan Jadi Istimewa

  Foto angkatan S2 Komunikasi Unhas S2 Ilmu Komunikasi Unhas Angkatan 2024 (1), Semester Akhir Abadikan Momen Langka Bersama Makassar – Ada yang menyetrika kemeja sejak malam sebelumnya, ada yang baru pinjam kemeja putih saat di kampus. Di antara berbagai kesibukan akademik dan pekerjaan, mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin akhirnya berkumpul lengkap dalam satu momen langka: foto angkatan . Diambil pada penghujung semester kedua, sesi foto ini menjadi salah satu dari sedikit waktu di mana seluruh mahasiswa angkatan 2023/2024 bisa berkumpul secara langsung. Mengingat masa studi yang hanya berlangsung dua semester dengan jadwal yang padat dan pertemuan yang jarang, sesi ini menjadi momen yang tidak sekadar simbolis, tapi juga emosional. Dibalik Seragam yang Tak Seragam Panitia telah menentukan warna pakaian: atasan beige dan bawahan putih. Namun rupanya, menentukan seragam tidak semudah menyebutkan warna. “Beige itu definisinya bisa beda-beda. Ada yang terlalu ge...

Pendidikan Tinggi ≠ Panai’ Tinggi: Citanya Perempuan S2 itu Cinta yang Setara

  Hanun dan Siti Nurul S2 Oleh: Siti Nurul Makassar – Di sela tumpukan jurnal dan lembar presentasi, aku dan Hanun kadang duduk berdua di sudut kantin kampus, membicarakan topik yang sama berulang kali: bagaimana pendidikan tinggi yang kami kejar ternyata tidak selalu membawa kami ke tempat yang diinginkan—terutama dalam urusan relasi. Bukan soal gelar. Tapi soal pandangan orang. “Sudah S2, jadi pasti panai’ tinggi, ya?” adalah kalimat yang lebih sering kami dengar dibanding, “Wah, keren ya lanjut studi!” Seolah pendidikan bukan untuk tumbuh, tapi untuk menaikkan ‘harga’ dalam proses perjodohan. Seolah kami adalah barang, dan gelar kami adalah label harga. Kami Hanya Ingin Belajar Kami masuk program magister bukan untuk gengsi. Aku ingin jadi pengajar di kampus. Hanun ingin membangun lembaga riset perempuan di desanya di Bone. Tapi jalan ke sana tidak selalu mulus, terutama jika dihadapkan pada tekanan sosial. “Saya pernah dekat dengan seseorang,” cerita Hanun suatu hari. “Ta...