Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

5 Alasan Pentol Poltek Terlalu OP Dalam Persaingan Pentol: Dianalisis Menggunakan Teori Interaksi Simbolik

Sore di Pentol Poltek Makassar – Di antara banyaknya jajanan pentol di Makassar, Pentol Poltek bukan sekadar laris, ia jadi legenda. Bukan karena marketing besar-besaran, bukan pula karena waralaba. Tapi karena makna sosial yang melekat di balik gerobaknya. Jika ditilik dari perspektif teori Interaksi Simbolik , pentol ini tak hanya jadi makanan, tapi simbol hubungan, nilai, dan identitas bersama mahasiswa Unhas dan Poltek . Teori interaksi simbolik, dikembangkan oleh Herbert Blumer dari pemikiran George Herbert Mead, menekankan bahwa manusia memberi makna pada objek, tindakan, dan situasi berdasarkan interaksi sosial. Dalam konteks ini, Pentol Poltek adalah lebih dari jajanan, ia adalah simbol yang terus dimaknai ulang melalui interaksi mahasiswa dengannya . Berikut lima alasan mengapa Pentol Poltek begitu "OP" (overpowered) dalam ekosistem perpentolan, jika dianalisis lewat teori ini: 1. Pentol sebagai Simbol Identitas Kolektif Mahasiswa Menurut interaksi simbolik, makna...

Menulis Ulang Skripsi Saja Mual, Kok ada Orang Mau Tulis Ulang Sejarah?

Olah gambar Pinterest Ketika Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut perdebatan publik terkait rencana penulisan ulang sejarah sebagai "pepesan kosong", banyak pihak terkejut. Pernyataan ini dianggap meremehkan kekhawatiran masyarakat, dan mencerminkan kecenderungan menutup ruang dialog dalam isu yang seharusnya inklusif. tidak melibatkan publik, dan dijalankan oleh segelintir elite politik—bukankah justru berisiko mengaburkan fakta, alih-alih meluruskannya? Dalam negara demokratis, terutama saat menyentuh isu sejarah—yang menjadi identitas kolektif bangsa—diskusi terbuka justru sangat penting. Sejarah bukan milik negara atau kekuasaan tertentu, melainkan milik rakyat secara keseluruhan. Maka, proyek penulisan ulang sejarah Indonesia seharusnya menjadi ruang kerja kolaboratif lintas disiplin dan generasi. Penulisan sejarah bisa diterima jika bertujuan meluruskan narasi yang timpang atau menghadirkan suara-suara yang sebelumnya terpinggirkan. Namun jika dilakukan secara tertu...

Pendidikan Tinggi ≠ Panai’ Tinggi: Citanya Perempuan S2 itu Cinta yang Setara

  Hanun dan Siti Nurul S2 Oleh: Siti Nurul Makassar – Di sela tumpukan jurnal dan lembar presentasi, aku dan Hanun kadang duduk berdua di sudut kantin kampus, membicarakan topik yang sama berulang kali: bagaimana pendidikan tinggi yang kami kejar ternyata tidak selalu membawa kami ke tempat yang diinginkan—terutama dalam urusan relasi. Bukan soal gelar. Tapi soal pandangan orang. “Sudah S2, jadi pasti panai’ tinggi, ya?” adalah kalimat yang lebih sering kami dengar dibanding, “Wah, keren ya lanjut studi!” Seolah pendidikan bukan untuk tumbuh, tapi untuk menaikkan ‘harga’ dalam proses perjodohan. Seolah kami adalah barang, dan gelar kami adalah label harga. Kami Hanya Ingin Belajar Kami masuk program magister bukan untuk gengsi. Aku ingin jadi pengajar di kampus. Hanun ingin membangun lembaga riset perempuan di desanya di Bone. Tapi jalan ke sana tidak selalu mulus, terutama jika dihadapkan pada tekanan sosial. “Saya pernah dekat dengan seseorang,” cerita Hanun suatu hari. “Ta...

Jam Terbang Tinggi, Jam Tidur Minim: Tantangan Pekerja Bandara yang Lanjut Studi

Resta di Tower ATC Raga di Kampus, Jiwa di Tower —  Kisah Resta Arga Santosa Makassar - Bagi sebagian orang, kuliah pascasarjana adalah fase naik kelas dalam karier. Tapi bagi Resta Arga Santosa , kuliah S2 justru terasa seperti menerbangkan dua pesawat sekaligus. satu bernama pekerjaan, satu lagi bernama pendidikan. Keduanya butuh konsentrasi penuh, namun waktu hanya 24 jam. Resta bukan mahasiswa biasa. Ia adalah petugas Air Traffic Controller (ATC) di bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, salah satu profesi paling menegangkan di dunia penerbangan. Setiap hari, ia bertugas di menara pengawas (tower), memastikan puluhan pesawat bisa lepas landas dan mendarat dengan selamat. Jadwalnya tidak pasti, shift bergantian, dan kesalahan sekecil apa pun bisa berdampak besar. Namun, di tengah pekerjaan yang penuh tekanan itu, Resta mengambil keputusan besar: melanjutkan studi S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Hasanuddin . Bukan untuk gaya-gayaan. Ia ingin memperluas wawasan, memperdalam ca...

Sulitnya Cari Outfit dan Pose Itu-Itu Saja, Langkanya Foto Angkatan Jadi Istimewa

  Foto angkatan S2 Komunikasi Unhas S2 Ilmu Komunikasi Unhas Angkatan 2024 (1), Semester Akhir Abadikan Momen Langka Bersama Makassar – Ada yang menyetrika kemeja sejak malam sebelumnya, ada yang baru pinjam kemeja putih saat di kampus. Di antara berbagai kesibukan akademik dan pekerjaan, mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin akhirnya berkumpul lengkap dalam satu momen langka: foto angkatan . Diambil pada penghujung semester kedua, sesi foto ini menjadi salah satu dari sedikit waktu di mana seluruh mahasiswa angkatan 2023/2024 bisa berkumpul secara langsung. Mengingat masa studi yang hanya berlangsung dua semester dengan jadwal yang padat dan pertemuan yang jarang, sesi ini menjadi momen yang tidak sekadar simbolis, tapi juga emosional. Dibalik Seragam yang Tak Seragam Panitia telah menentukan warna pakaian: atasan beige dan bawahan putih. Namun rupanya, menentukan seragam tidak semudah menyebutkan warna. “Beige itu definisinya bisa beda-beda. Ada yang terlalu ge...

Cobaan Berat Anak IT Bukan Bahasa Pemrograman, Tapi Bahas Cinta

Yuslan Komputer lagi urus codingan Di antara deretan kode Python, debug yang tak kunjung selesai, dan server yang suka ngambek tiba-tiba, ada satu hal yang selalu berhasil membuatku benar-benar crash: urusan cinta . Namaku Yuslan. Di kampus, teman-teman biasa memanggilku Ketum tapi lebih akrab  Yuslan Komputer . Bukan karena aku setengah mesin, tapi karena aku paling bisa diandalkan urusan komputer. Laptop hang? Panggil Yuslan. Butuh web AI langsung jadi? Yuslan siap. Jaringan kampus error? Tunggu apa lagi, panggil Yuslan. Namun, sekuat-kuatnya aku menaklukkan algoritma dan coding, satu hal selalu gagal kutaklukkan: bahasa cinta. Ketika Cinta Butuh Debugging Semester lalu, saya sempat "mau" mendekati dengan salah satu perempuan di cafe samping danau. sebut saja Ayu. Cantik, puitis, dan bisa membuat hatiku ‘runtime error’ hanya dengan senyuman. Tapi sayangnya, aku dan Ayu seperti hidup di dua dunia yang berbeda -  Dia bicara metafora kopi, saya jawab pakai logika,  Di...

Di Balik Senyum Mahasiswa Magister Komunikasi Unhas, Tersimpan Beban Publikasi Scopus

Sejak diberlakukannya regulasi baru dalam pendidikan tinggi, mahasiswa magister tak hanya dituntut untuk menyelesaikan tesis, tetapi juga harus mengonversi hasil riset mereka ke dalam bentuk publikasi internasional. Sebuah capaian prestisius, tentu. Namun bagi banyak mahasiswa, terutama yang belum akrab dengan dunia akademik global, ini menjadi tantangan yang penuh tekanan. "Menulis untuk jurnal Scopus itu seperti berlari maraton tanpa peta," Bukan cuma soal bahasa dan metodologi, tapi juga tekanan untuk harus accepted sebelum yudisium." Kegiatan workshop ini menjadi salah satu ikhtiar kolektif untuk menjembatani harapan dan kenyataan. Para dosen membuka ruang diskusi yang hangat, membimbing satu per satu mahasiswa agar tak tersesat dalam hutan rimba publikasi. Namun waktu terus berjalan, dan deadline semakin dekat. Di balik pose kompak dan senyum semangat dalam foto ini, ada lembur malam demi revisi, ada rasa minder membaca karya akademisi dunia, dan ada perjuangan suny...

Menebak isi Kepala Mahasiswa Yang Nonton Konser Gema Kampus: ‘Terhibur dan Lupa Tugas’

Konser Kebangsaan Gema Kampus Unhas Lapangan Sepak Bola Kampus Unhas Tamalanrea mendadak jadi lautan manusia pada Sabtu malam, 24 Mei 2025. Ribuan mahasiswa memadati area konser Festival Kebangsaan Generasi Emas (Gema) Kampus 2025. Musik mulai berdentum sejak pukul 19.00 hingga 22.00 WITA—malam Minggu yang biasanya diisi nonton drakor atau rebahan, kali ini berubah jadi malam penuh euforia dan semangat kebangsaan. Kolaborasi musik tradisional dan lagu-lagu modern memanjakan telinga penonton, bikin lupa sejenak soal tugas kuliah yang menumpuk. Tapi jangan salah, di balik konser yang meriah ini, ada pesan mendalam tentang cinta Tanah Air. Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc, membuka konser dengan ajakan reflektif: mengheningkan cipta mengenang para pahlawan dan terus menumbuhkan cinta pada Indonesia. "Mari bersama melepaskan diri dari rutinitas, menikmati musik sambil menguatkan cinta pada bangsa," ujar Prof. JJ, disambut tepuk tangan ribuan mahasiswa. Penampi...

Kenapa Tugas Bisa Kelar Meski Ngopi Sendirian di Kafe? Ini Alasannya

  Kerja tugas sambil ngopi Di tengah hiruk-pikuk Kota Makassar yang selalu hidup dari pagi sampai malam, ada satu tempat yang kini jadi pelarian banyak orang saat butuh fokus: kafe . Uniknya, meski banyak orang datang untuk nongkrong, tak sedikit pula yang memilih duduk sendirian. Dan percaya atau tidak, di sinilah tugas-tugas justru cepat selesai. 1. Ngopi Sendirian? Bukan Masalah, Justru Solusi Di Makassar, budaya ngopi itu sudah kayak bagian dari identitas kota. Dari warung kopi di pinggir jalan sampai kafe kekinian di Panakkukang atau Losari, semua ramai. Tapi, beda cerita kalau kamu datang sendiri. Banyak yang merasa aneh atau bahkan dikasih pandangan “ngapain sendirian?”, padahal justru di situlah letak ketenangannya. 2. Ajak Teman? Bikin Distraksi Pernah tidak, niatnya mau produktif, eh, ajak teman ngopi malah jadi sesi curhat panjang atau debat politik? Apalagi kalau harus tunggu mereka siap dulu, bisa-bisa tugas udah lewat deadline. Di titik ini, saya sadar: produkti...

Antara Motret dan Privasi: Jadi Fotografer Lari di CFD, Bolehkah Asal Jepret?

Ilustrasi aktivitas lari di GBK Buat kamu yang hobi motret dan bisa bangun pagi, jadi fotografer lari di acara Car Free Day (CFD) bisa jadi peluang cuan. tidak cuma soal foto-foto estetik pelari yang bisa dijual, tapi juga tentang interaksi yang unik antara kamera dan komunitas. Tapi di balik peluang ini, ada hal penting yang kadang luput dibahas: soal etika dan privasi pelari. Beberapa tahun terakhir, tren fotografer lari makin ramai, terutama di Jakarta atau Makassar. Spot seperti GBK dan sepanjang jalur CFD jadi “lapak” rutin para fotografer dadakan maupun profesional. Cukup bermodal kamera dan semangat bangun pagi, kamu sudah bisa mulai. Harga foto? Bisa tembus Rp30 ribu-Rp100 ribu per jepretan kalau hasilnya bagus. Cuan segelas kopi kekinian pun bisa langsung masuk dompet hanya dari satu klik shutter. Kini, dengan adanya aplikasi seperti Fotoyu , semuanya jadi makin mudah. Fotografer cukup unggah foto ke platform, sementara pelari tinggal scan wajah dan cari foto mereka sendiri....

Fenomena Melanjutkan Kuliah S2 sebagai Jalan Alternatif

Ilustrasi kelas S2 Saat ini, menempuh pendidikan magister sering dipandang sebagai “jalan keluar” oleh banyak orang, terutama bagi para fresh graduate yang masih bingung ingin bekerja di bidang apa, merasa belum puas dengan ilmu yang dimiliki, atau merasa salah jurusan saat kuliah S1. Selama ada dana dan dukungan dari orang tua, melanjutkan ke jenjang S2 menjadi pilihan yang dianggap “elegan” daripada menganggur. Biasanya, orang memilih program S2 yang masih sejalur dengan S1. Contohnya, lulusan Pendidikan Biologi kemungkinan besar akan mengambil S2 di bidang pendidikan atau biologi. Ini karena dalam dunia akademik, jenjang S2 memang dirancang untuk memperdalam dan memfokuskan pemahaman terhadap satu bidang ilmu tertentu, mirip dengan peralihan dari dokter umum ke dokter spesialis. Namun, kini banyak juga yang memilih jalur berbeda, bahkan bertolak belakang, dari jurusan S1-nya. Misalnya, Dokter Tirta yang lulusan kedokteran justru melanjutkan S2 di bidang manajemen. Atau seorang dos...

Pengangguran di Sulsel Tembus 238 Ribu, Pencaker Frustrasi karena 'Orang Dalam'

Jumlah pengangguran di Sulawesi Selatan (Sulsel) terus meningkat dan membuat banyak pencari kerja frustrasi.  Selain sulit mendapat pekerjaan, proses rekrutmen kerja dianggap tidak adil menambah tekanan mental bagi mereka. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Februari 2025, angka pengangguran di Sulsel mencapai 238.800 orang.    Jumlah ini naik 3,97 persen atau bertambah 8.123 orang dibanding Februari 2024. Pencari kerja asal Pinrang, Rahmat (25) mengaku sudah melamar ke banyak perusahaan, tetapi belum mendapatkan hasil. "Saya sudah melamar ke berbagai perusahaan, tapi belum ada panggilan. Kami butuh dukungan dari pemerintah untuk meningkatkan keterampilan," ujarnya. Ia mengaku frustrasi dengan sistem rekrutmen tidak transparan. Menurutnya, kemampuan saja tidak cukup karena banyak perusahaan sudah menetapkan kandidat sebelum proses seleksi dibuka secara umum. “Bukan cuma soal kualifikasi, tapi sekarang cari kerja juga harus...

Suara Tangisan Anak di Balik Temuan Mayat Wanita Membusuk di Koja

Jakarta - Suara tangisan anak kecil memecah keheningan malam di kawasan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara. Di balik tangisan anak kecil itu ditemukan seorang wanita yang sudah tidak bernyawa. Dirangkum detikcom, peristiwa tersebut terjadi permukiman warga, di Jalan Alur Laut Raya RT 006 RW 007 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, pada Senin (5/5) malam. Warga yang penasaran kemudian menghampiri sumber suara tangisan anak kecil itu dari salah satu rumah. Warga tersebut lantas mengecek kondisi di rumah dan mendapati anak korban, wanita inisial EM (27) sedang berdiri di belakang pintu teralis. Di sampingnya, anak dari EM sedang menangis. Melihat hal itu, warga kemudian mengecek ke dalam rumah. Setelah memasuki rumah, warga lebih dikejutkan lagi dengan temuan wanita inisial LD (58) yang sudah tidak bernyawa. Temuan jenazah LD ini kemudian dilaporkan kepada ketua RT setempat yang diteruskan dengan menghubungi aparat kepolisian. Sejauh ini belum diketahui penyebab k...

3 Fakta Bisnis Haram Narkoba di Klub Malam Siantar Terbongkar

Pematang Siantar - Polisi menggerebek bisnis gelap narkoba di sebuah klub malam di Pematang Siantar, Sumatera Utara (Sumut). Ternyata bisnis narkoba ini dijalankan oleh pegawai klub malam tersebut, mulai dari sekuriti hingga manajer. Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut Kombes Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan peredaran narkoba di klub malam tersebut terbongkar setelah pihak kepolisian menerima aduan dari masyarakat. Lima tersangka ditangkap dalam operasi ini, yakni RS (38), JS (36), AT, GP, dan RT. 1. Polisi Menyamar Informasi adanya bisnis haram ini di klub malam itu berawal dari aduan masyarakat terkait peredaran narkoba. Pengunjung klub malam ditawari narkoba seharga Rp 300 ribu. Menindaklanjuti informasi masyarakat, tim opsnal Ditresnarkoba Polda Riau kemudian melakukan penyamaran. Seorang tersangka ditangkap saat transaksi. "Tim melakukan undercover buy dan langsung menangkap tersangka RS dengan barang bukti 97 butir ekstasi dan uang tunai hasil penjualan," uj...

ASPIKOM International Communication Conference (AICCON 5)

πŸ“’ Call for Papers ASPIKOM International Communication Conference (AICCON 5) πŸ“… Date: Wednesday, July 30th 2025 πŸ“Venue: Hotel Unhas, Makassar – South Sulawesi, Indonesia 🎯 Theme: Harmonizing the Voices of the Archipelago: Communication Transformation for Social, Economic, and Maritime Cultural Advancement 🧭 Key Topics: - Communication and Social Resilience - Digital Narratives and Cultural Preservation - Strategic Communication in Economic Development - Media and Information Literacy - Environmental Communication and Sustainability - Intercultural Communication in Maritime Contexts - Communication Innovation and Technology for Development - Policy Communication and Governance - Marketing Communication and Public Relations Strategies πŸ”— How To Submit: - Abstract Template: https://s.unhas.ac.id/AbstrakAICCON - Registration & Submission: https://s.unhas.ac.id/AICCONRegist πŸŽ™ Registration Fee: Presenter: IDR 750,000 | Non-presenter: IDR 400,000 πŸ“± More info: Instagram @konferensi_...